MINUT, VIRALBERITA.NET —Ketokan Palu jadi dinamika dalam sidang paripurna internal memicu konflik bagi 30 angota DPRD pada sidang paripurna internal.
Berawal saat ketua DPRD sementara Deny Lolong ketika hendak membuka agenda sidang dengan membaca agenda sidang, menanyakan kepada para anggota DPRD “setuju?” langsung mengetuk palu padahal belum disetujui sejumlah anggota DPRD yang lain.

Hujan intrupsipun terjadi, kritikan pertama dari anggota DPRD Sarhan Antili, dia menyampaikan Palu yang di meja pimpinan bukan milik ketua saja, harus ada koordinasi dulu dengan pimpinan yang lain baru bisa diketuk.
“Dari kemarin saya ingatkan kepada ketua sebagai pimpinan sementara otomatis kolektif kolegial, karena ada dua pimpinan sementara harus saling koordinasi jangan seenaknya langsung ketuk palu, karena palu yang ada pada pak ketua sangat bermakna dan berarti bagi lembaga ini dan kehidupan masyarakat minahasa utara,” ucap politisi partai PKB.
Hal senada diucapkan Edwin Nelwan menolak cara mengetok palu tanpa memperdulikan pihak yang tidak setuju sehingga dia menganggap tidak sesuai aturan bahkan hilang kepercayaan kepada ketua dewan.
“Saat ketua mempertanyakan setuju? ada dinamika, ada setuju dan ada yang tidak setuju tapi ketua langsung mengetok, ketua memaksakan. Ini kali yang kedua ketua melakukan ini. Kalau kejadiannya berlanjut terus seperti ini, kami tidak akan percaya lagi kepada ketua,” pungkas Nelwan.
Demikian juga disampaikan Stendy Rondonuwu, pengambilan keputusan diketok harus atas kesepakatan bersama dan kita tidak bisa menutup mata pada dinamika yang menolak. Harus dihargai agenda seperti ini dan menghadapi dinamika yang ada sesuai aturan.
” Keputusan tertinggi adalah hasil sepakat mufakat dan pimpinan DPRD bukan pimpinan perusahan tapi diatur sesuai tata tertib. apa yang ketua lakukan sangat melanggar aturan,”Tegasnya.
Sementara, Denny Sompie partai PKPI meminta tetap melanjutkan saja sebab menurutnya ini baru agenda membaca surat-surat yang masuk dikuatkan juga oleh Chintya Ekles.
Situasi makin memanas ketika Sekwan membaca surat kesepakatan fraksi klabat.
Daniel Mattew Rumumpe (DMR) Anggota DPRD partai Nasdem menganggap Sekwan tidak lagi netral dan ketua dewan terkesan arogansi.
“Ini sudah tidak benar, hanya empat anggota yang setuju sedangkan yang lain tidak kenapa ini tetap dilanjutkan??”pungkas Rumumpe yang langsung walkout dari ruang sidang.
Wakil ketua Sintya Gelly Rumumpe (SGR) pun langsung meminta rapat diskors.”Saya minta rapat ini diskors.”tuturnya.
Tapi sayang, suara SGR tidak diindahkan Lolong.Rapat terus dilanjutkan.
Akhirnya 16 anggota dewan langsung susul DMR walkout karena menilai sidang sudah tidak benar.
Dari pantauan, sidang terus dilanjutkan, sekertaris dewan terus lanjut membaca sura-surat masuk sampai selesai sekalipun sudah tidak korum.
Bahkan, pembacaan pimpinan DPRD tidak disaksikan oleh dua calon pimpinan difinitif.
(Deibby Malongkade)