Minahasa Utara

Pertama Di Sulawesi, Pemkab Minut Gelar Pencanangan Vaksin DBD Dan Sosialisasi Screening Kanker Serviks Metode HPV DNA

Minut, Viralberita.net — Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjadikan Kabupaten Minahasa Utara sebagai pilot project pencanangan Vaksinasi Demam Dengue (DBD) dan Screening Kanker Serviks metode HPV DNA yang pertama di Pulau Sulawesi,yang ke 4 fi Indonesia.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara menggelar pencanangan vaksin Demam Dengue dan kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit dengue, serta tatalaksana skrining kanker serviks, kepada jajaran pemerintahan dan Dinas Kesehatan, tenaga kesehatan di 11 puskesmas se-Kabupaten Minahasa Utara di The Sentra Hotel, kamis 24 April 2025.

Bupati Minahasa Utara Joune Ganda, dalam sambutannya mengatakan, “DBD adalah penyakit akibat infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti betina. Penyakit ini lebih sering terjadi saat musim hujan, karena cuaca lembap dan genangan air merupakan tempat ideal bagi nyamuk pembawa virus dengue untuk berkembang. Penyakit DBD ditandai dengan beberapa gejala yang mirip dengan gejala infeksi virus pada umumnya, seperti sakit kepala, tidak enak badan, mual, dan demam. Namun, demam pada DBD memiliki pola khas yang disebut sebagai siklus pelana kuda. Kabar baiknya, DBD dapat dicegah. Pencegahan bisa dilakukan dengan memperkuat sistem imun untuk melawan serangan virus dengue, khususnya di Indonesia yang masih sangat rawan demam berdarah. Salah satu caranya adalah melalui pemberian vaksin DBD.” kata Ganda.

Joune juga  menyambut baik dan mendukung kuat arahan Kementerian Kesehatan RI melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (Stranas Dengue) 2021–2025, yang menjadi panduan komprehensif dalam upaya pengendalian dengue secara berkelanjutan di seluruh Indonesia. Sejalan dengan komitmen tersebut, hari ini kami melaksanakan sosialisasi tatalaksana skrining kanker serviks, serta pencegahan dengue melalui program vaksinasi, sebagai bagian dari langkah nyata melindungi masyarakat Minahasa Utara,” paparnya.

Kepala Dinas Kesehatan Minahasa Utara, dr. Stella Safitri, M.Kes menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi dan menekan penyebaran virus dengue di Minahasa Utara.

“Sejalan dengan pemerintah pusat, dan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas perangkat daerah, kami telah menggiatkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui Gerakan 3M Plus (menguras, menutup dan mengubur/mendaur ulang, plus berbagai tindakan pencegahan lainnya). Kami juga telah mengimplementasikan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dan inovasi lokal seperti penggunaan kelambu Malaria untuk menutup tempat penampungan air seperti drum dan tandon.” ucap Stella. Namun, menurut dr. Stella, sampai saat ini angka kasusnya masih tetap tinggi, sehingga masih perlu ditingkatkan dan memanfaatkan pendekatan lainnya.

Dikatakan, guna mengendalikan angka kasus dengue di Minahasa Utara, serta melindungi warga dari penyebaran virus dengue, kami melihat perlunya menerapkan pendekatan yang lebih terintegrasi dan inovatif, salah satunya melalui vaksinasi. Untuk itu, Dinas Kesehatan akan mengimplementasikan pilot program vaksinasi dengue kepada 500 anak-anak SD/MI di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kalawat dan Kecamatan Dimembe. Kedua kecamatan ini dipilih karena merupakan wilayah endemik dengue dengan kasus tertinggi di Minahasa Utara,” jelas dr. Stella yang ditemui di sela-sela acara ‘Sosialisasi Tatalaksana Skrining Kanker Serviks dan Pencegahan Penyakit Dengue’. Pada 2024, Kecamatan Kalawat tercatat sebanyak 175 kasus (IR=0,6%), dan Kecamatan Dimembe dengan 169 kasus (IR=0,7%) dengan 2 kematian (CFR=1,9%).1

dr. Hesty Lestari, SpA, dokter spesialis anak, mengemukakan, “Vaksinasi merupakan salah satu bentuk investasi kesehatan terbaik dalam mencegah dan mengendalikan penyakit menular seperti dengue dan HPV. Untuk dengue, vaksin telah direkomendasikan oleh asosiasi medis di Indonesia dan dapat diberikan kepada kelompok usia 6 hingga 45 tahun. Di Kabupaten Minahasa Utara, program vaksinasi akan difokuskan pada anak-anak usia SD/MI, karena mereka termasuk kelompok yang paling rentan terhadap infeksi dan risiko dengue berat. Penting diketahui bahwa seseorang bisa terinfeksi dengue lebih dari satu kali, dan infeksi berikutnya justru berisiko lebih parah. Itulah mengapa perlindungan sejak dini sangat penting. Namun, untuk mendapatkan manfaat optimal, vaksinasi harus dilakukan sesuai dengan dosis dan jadwal yang dianjurkan oleh dokter.”

dr. Hesty menambahkan bahwa dengue bukanlah penyakit musiman. “Penularan dengue bisa terjadi sepanjang tahun dan dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, tempat tinggal, atau gaya hidup seseorang. Karena itu, penting bagi orang tua, pendidik, dan seluruh elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam upaya pencegahan. Memberikan perlindungan sejak dini melalui edukasi, penerapan pola hidup bersih melalui penerapan Gerakan 3M Plus, dan memberikan akses terhadap pilihan pencegahan yang tersedia merupakan langkah nyata untuk menjaga masa depan anak-anak kita,” tutup dr. Hesty.

Sebagai salah satu mitra dalam penyelenggaraan acara sosialisasi ini, Shadiq Akasya, Direktur Utama Bio Farma, menyatakan, “Sebagai bagian dari upaya aktif memerangi dengue di Indonesia, Bio Farma terus mendorong perluasan akses vaksin dengue, tidak hanya bagi masyarakat umum, tetapi juga kepada berbagai perangkat negara—termasuk BUMN, BUMD, TNI/Polri, ASN, hingga pemerintah daerah. Kami juga berkomitmen untuk membangun kemitraan yang kuat dan berkelanjutan dengan berbagai pihak guna memperkuat ketahanan sistem kesehatan nasional. Edukasi yang konsisten kepada para pemangku kepentingan merupakan kunci, karena dengue adalah tantangan kesehatan yang nyata dan terus mengintai. Dengan kolaborasi lintas sektor, kami optimistis Indonesia dapat mengambil langkah lebih maju dalam mencegah dan mengendalikan penyakit menular seperti dengue.”

Mendukung pernyataan yang disampaikan oleh Shadiq, mitra lainnya, Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dalam menanggulangi dengue. “Kami menyadari bahwa pengendalian dengue merupakan proses panjang yang membutuhkan komitmen tinggi dari seluruh pemangku kepentingan untuk secara konsisten melaksanakan berbagai solusi pencegahan. Oleh karena itu, kami memberikan dukungan kepada setiap upaya yang dilakukan pemangku kepentingan di Indonesia dalam mengendalikan dengue. Indonesia merupakan negara pertama yang mengimplementasikan program vaksinasi dengue secara publik, dan Minahasa Utara menjadi wilayah pertama di Pulau Sulawesi yang mengambil langkah ini. Kami bangga dapat menjadi bagian dari gerakan yang begitu bermakna ini. Takeda telah berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan di Indonesia selama lebih dari 50 tahun, dan kami berkomitmen untuk terus menjadi mitra jangka panjang para pemangku kepentingan di Indonesia. Dalam hal ini, dalam perlawanan terhadap dengue, dan mencapai tujuan bersama Nol Kematian Akibat Dengue pada tahun 2030.”

(Deibby Malongkade)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button