Tampak foto Panglima DPP LMI Feri pangalila dan Ketua LSM gema Mitra Vidi Ngantung.
MITRA, VIRALBERITA.NE-Salah satu oknum pengurus PT Bangkit Limpoga Jaya (BLJ) versi Poli meaning, diduga membawa sejumlah organisasi kemasyarakatan (Ormas) dilokasih pertambangan. Hal ini mendapat sorontan keras dari ketua LSM Gema Mitra Vidi Ngantung.
Dia mempertanyakan, kehadiran oknum berinisial JL yang merupakan orang PT. BLJ ini, membawa sejumlah oknum Ormas dilokasi pertambang Ratatotok.
“Saya pertanyakan ke JL (inisial red), kenapa membawa-bawah teman-teman ormas dilokasih pertambangan,” tegas pria yang dikenal kritis kepada media ini, Jumat (13/01/2023).
Senator LSM di Mitra ini, turut mempertegaskan status lahan tempat operasi PT. BLJ ini.
“Setau saya, lahan disitu (lokasih PT. BLJ red) masih dalam sengketa. Artinya masih dalam status qou, kenapa orang-orang BLJ membawa teman-teman ormas dilokasih itu?,” tanya Ngantung.
Lanjutnya, lahankan masih dalam status quo. Jadi belum bisa ada aktivitas eksplorasi disitu.
“Informasi yang saya dapat, mereka (poli Meaning red) sudah mau beroperasi. Ini lahan sengketa, ko mau beroperasi bagaimana. Seakan-akan hukum di negeri ini tidak dianggap,” cetus Ngantung.
Tak sampai disitu, ketua MPI Mitra ini mengungkapkan, apalagi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. BLJ bakal berakhir di 2023 ini.
“Jadi pertama saya tegaskan, lokasi eksplorasi PT. BLJ merupakan lahan status quo, kedua, IUP PT. BLJ sudah hampir selesai di 2023 ini. Jadi untuk apa membawa oramas di lokasih itu? Kasian penambang manual, mereka (penambang manual) hanya mencari makan, bukan untuk mencari kaya,” pungkasnya.
Dia pun, akan meminta kapolda Sulut untuk menindak oknum-oknum tersebut.
“Saya minta Pak Kapolda Sulut Irjen Pol Setyo Budiayanto untuk menindak tegas orang-orang yang meresahkan di lokasi tersebut,” pintanya.
Hal senada dikatakan Pangliam DPP LMI, Feri Pangalila. Ia menyayangkan, sikap sejumlah oknum dilokasi tersebut.
“Informasih yang dapat dari anak-anak bua saya dilokasih. Mereka (penambang manual red) diminta KTP oleh oknum berinisia YL, jika para penambang memberikan KTP, diberikan imbalan berupa uang tunai yang bervariatif, ada 300san ada juga lebih dari itu,” sebutnya.
Dia menyebutkan, kehadiran oknum inisial YL bersama sejumlah ormas ini bukan baru kali ini.
“Informasinya, sudah berkali-kali mereka turun dislokasi tersebut termasuk tadi (jumat, 13/01/2023) dan ini meresahkan para penambang manual,” ujar Pangalila.
Dia meminta Kapolda Sulut untuk menindak oknum JL cs itu, karena menurut dia, jangan sampai hal-hal seperti memicu terjadinya konflik.
“Maka dari saya meminta kepada pak Kapolda Sulut untuk menindak orang-orang seperti itu, karena orang seperti itu bisa memicu konflik. Apa lagi membawa nama perusahaan yang saat ini masih bersengketa,” kuncinya. (***)











