Golkar Kocok Tiga Nama Duduk Kursi Pimpinan DPRD Minut
MINUT–Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dijadwalkan akan mengocok Dewan Perwakil Rakyat Daerah (DPRD) terpilih dari Partai berlambang pohon beringin tersebut untuk menduduki kursi pimpinan DPRD. Hal ini dikatakan Ketua DPD II Minut Denny Wowiling saat diwawancarai wartawan, Senin (12/8) kemarin.
Menurut Dewo sapaan akrabnya penentuan Wakil Ketua DPRD Minut yang merupakan jatah Partai Golkar tentunya harus melewati mekanisme yang sesuai peraturan organisasi Partai Golkar. Kata dia, DPD II akan memilih tiga nama dari empat kursi yang dimiliki Golkar di Minut, selanjutnya itu diplenokan, kemudian dimasukkan ke DPD I. Setelah digodok ditingkat Provinsi lalu dibawa ke DPP.
“Kita DPD II akan menggelar Pleno esok (hari ini, red) terhadap tiga nama yang memenuhi kriteria dan persyaratan sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tanggah (AD/ART) Partai Golkar. Semuanya telah diatur dalam sistem yang ada. Yang memutuskan siapa yang paling layak adalah DPP,”tandas bakal calon wakil bupati Minut itu.
Saat disentil siapa yang paling berpeluang diantara 4 nama yang ada, seperti Edwin Nelwan, Olivia Mantiri, Joseph Dengah dan Paultje Sundah, dirinya enggan berkomentar terlalu jauh.”Kita lihat saja hasil pleno esok, intinya semua harus sesuai mekanimse Partai.
Sementara itu, Edwin Nelwan yang merupakan salah satu calon yang digadang-gadang paling layak menduduki kursi DB 8 F tersebut menanggapinya dengan logis.
“Tentu sebelumnya terima kasih sekali kalau saya dianggap punya peluang menjadi pimpinan dewan di DPRD Minut. Tapi, sebagai kader partai, tentunya saya menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan partai. Partai Golkar adalah partai besar dan penuh dengan kader-kader hebat potensial, sehingga tidak sembarang dalam melakukan penjaringan untuk mengisi posisi-posisi strategis dalam pemerintahan. Apalagi, mengingat posisi Golkar adalah partai pendukung pemerintah dan mengisi posisi 3 besar lagi dalam pemilu 2019,”ungkap Nelwan.
Ia menambahkan, tentunya setiap jabatan strategis ini harus betul-betul disiapkan agar representatif dan sesuai arah kebijakan nasional. Belum lagi, tahun depan Golkar harus bersiap menyongsong Pilkada serentak 2020. Semuanya ini tentu tak luput menjadi dasar pertimbangan dalam melakukan penjaringan.
“Di Golkar, kami punya mekanisme dan aturan main yang sangat jelas terkait hal ini, sehingga siapapun yang dipilih oleh partai nantinya tentu yang dianggap paling layak dan pantas, sehingga harus kita dukung bersama,”tandas politisi yang dikenal kritis itu.
(Deibby Malongkade)