Didampingi Putera Tercinta AJP, Bupati Minsel Tetty Paruntu Resmikan Pastori GMIM Bethesda Ongkaw
MINSEL– Bupati Minahasa Selatan Dr. Christiany Eugenia Paruntu SE (CEP) menghadiri acara peresmian gedung pastori baru Jemaat GMIM Bethesda Ongkaw sekaligus pengucapan syukur buah-buahan, pada Rabu, (6/3/2019).
Bupati minahasa selatan Dr. Christiany Eugenia Paruntu SE, dalam sambutan Pengucapan syukur dan peresmian pastori menyampaikan rasa terima kasih dan bangga kepada jemaat Bethesda Ongkaw yang dapat menyelenggarakan acara syukur buah-buahan, serta dapat menyelesaikan pembangunan gedung pastori. Dan khusus untuk buah-buahan Ini adalah salah satu bentuk promosi wisata kuliner yang berada di wilayah Sinonsayang terlebih khusus Minahasa Selatan, yang dapat menambah pendapatan asli desa yang pada dasarnya dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan,” ujar tetty paruntu
Dr Christiany Eugenia Paruntu SE, yang didampingi oleh putra tercinta Adrian Jopie Paruntu (AJP) yang saat ini sebagai Calon Legislatif (DPR RI) ini menyebutkan untuk penggunaan bahan-bahan alami sebagai alat makan.
“Diharapkan masyarakat dapat menggunakan alat makan yang ramah lingkungan dan tidak mengandung zat kimia berbahaya,” jelas Tetty Paruntu.
Bupati Minahasa Selatan (Minsel) Tetty Paruntu SE menyerukan agar warga Minsel gunakan daun woka sebagai pengganti Styrofoam. Bupati Minsel dua Periode ini dalam acara makan bersama, didampingi, Forkopimda, Kapolsek Sinonsayang Iptu Mulyadi Lontaan dan undangan lainnya, menggunakan daun woka sebagai alat makan pada saat acara pengucapan syukur buah-buahan di desa Ongkaw Kecamatan Sinonsayang.
“Makan di tempat alami seperti ini adalah salah satu budaya minahasa yang kelihatan unik tapi memiliki daya tarik tersendiri yang tidak memiliki bahan kimia yang dapat berdampak pada kesehatan. Mari kita ganti Styrofoam dengan daun Woka yang Lebih alami dan bahannya ramah lingkungan,” ucap Tetty Paruntu
Itu sebab dalam acara-acara syukuran masyarakat, Bupati Minsel dua periode itu mengajak masyarakat untuk tidak lagi menggunakan alat makan berbahan plastik. Tetapi menggantinya dengan bahan alami seperti daun Woka.
“Kita canangkan ini dimulai dari Desa Ongkaw. Semoga ini bisa diteruskan dan dilakukan oleh desa-desa lainnya yang ada di minsel. Karena Daun Woka memiliki nilai Historis, Sebagai kearifan lokal budaya para leluhur Minahasa,” jelasnya.
(Koresy pangemanan)