Budaya Unik Desa Batu Dan Desa Werot : Menanam Pohon Sambil Gendong Anak Kecil
Minut, viralberita.net – Kepala Dinas pertanian dr Sandra Roti hadiri penutupan Festival seni budaya dan buah yang digelar Desa Batu dan Desa Werot likupang selatan yang dilaksanakan selama 3 hari, senin 25/2/2019.
Kali ini budaya yang dipamerkan di Desa yang berkelimpahan buah ini adalah tradisi cara menanam pohon yang sangat unik yang dipercaya masyarakat cara ini yang membuat buah-buah dan tanaman yang dihasilkan desa batu dan werot begitu subur dan menghasilkan buah yang melimpah-ruah.
Caranya, pohon yang akan ditanam dinaikan didalam roda sapi menuju kebun bersama anak kecil, sesampai dikebun, setelah menggali tanah, menggendong anak dibelakang lalu berbicara (berdoa) dengan memakai bahasa daerah sebagai doa kepada yang Maha Kuasa supaya tanaman subur dan berbuah lebat, kemudian pohon ditanam sambil menggedong anak dibelakang.
Cara ini dipercaya pohon akan berbuah, buahnya beranak terus dan menjadi sanhat lebat.
Kadis Pariwisata didampingi hukum tua Desa Batu Jeri Sampelan dan Noldy Walandow melakukan tradisi penanaman pohon dilanjutkan dengan pawai karapan sapi oleh masyarakat diiringi musik biak mutiara kasih khas desa biak yang telah mendapat penghargaan sebagai musik biak terbanyak didunia yang membuat nama desa Batu dikenal dunia.
Dalam wawancara bersama awak media viralberita.net, Roti mengatakan, apresiasi untuk masyarakat yang melaksanakan Festival buah dan seni budaya murni dilakukan berdasarkan inisiatif masyarakat dengan dana sendiri tanpa anggaran pemerintah.
“Harapan saya Festival ini menjadi cikal bakal untuk menjadi ikon pariwisata bagi minahasa utara, ditambah lagi potensi alam sangat baik untuk dikembangkan agro pariwisata buah dan dapat memberi dampak yang baik bagi perekomian masyarakat,” pungkas dokter cantik yang kebetulan berasal desa batu ini.
Sementara, hukum tua Werot Noldy Walandow mengatakan Festifal buah ini sudah bertahun-tahun dirayakan oleh masyarakat Batu dan Werot dan telah menjadi tradisi, harapan kedepannya supaya para generasi muda untuk terus memeliharanya budaya ini.
(Deibby Malongkade)