Kepsek SMP Negeri 2 Tenga, Minta Biaya Sewa Laptop Rp 375.000/Siswa
MINSEL– Kelapa Sekolah SMP Negeri 2 Tenga mematok biaya sewa laptop Rp.375.000 per siswa dengan alasan untuk pelaksanaan UNBK. Hal ini kian menambah catatan buruk perjalanan UNBK di Kabupaten Minahasa Selatan.
Upaya pemerintah dalam penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer kian terpuruk dengan ulah sejumlah oknum Kepsek yang notabene telah tahu persis jika pelaksanaan UNBK tak dipungut biaya, bahkan dengan alasan apapun juga.
Hal memilukan tersebut terjadi di SMP Negeri 2 Tenga. Kepala Sekolah SMP N 2 Tenga Juliana Matheos S.Pd MAP kepada media ini mengakui hal tersebut
“Memang uang tersebut adalah untuk biaya sewa laptop meski sudah ada orang tua yang kurang mampu telah datang berbicara tentang dana tersebut kepada saya,”ungkap Matheos.
Marheos pun tak bisa merinci jumlah dana yang sudah terkumpul dari para siswa ketika ditanya media.
”Saya tidak tau berapa jumlah dana yang sudah terkumpul,” ujarnya.
Padahal, menurut salah seorang guru yang mengaku sebagai pencatat dana yang masuk mengakui jika dana yang terkumpul kurang lebih 8 juta rupiah.
“Saya yang catat setiap dana masuk dan uang yang terkumpul kurang lebih 8 juta,” jelas guru tersebut yang tak ingin namanya disebut.
Hal ini jelas mencederai pelaksanaan UNBK Kadis Dikpora Kabupaten Minahasa Selatan DR Fietber Raco mengaku sangat kecewa dengan tindakan yang terjadi di SMP Negwei 2 Tenga.
“Apa yang terjadi di SMP N 2 Tenga amat mengecewakan.
Sudah tiga kali dalam setiap rapat saya sampaikan jangan pernah ada pungutan dalam pelaksanaan UNBK. Pungutan tersebut adalah Pungli dan tidak dapat Dibenarkan, ”jelas Kadis Dikpora Minsel
Sejumlah orang tua murid kepada media ini menjelaskan keluh kesahnya terkait pungutan ini.
”Kasiang bapak torang p susah trus dapa dengar dirapat kalo torang musti kumpul 375 000 rupiah untuk pelaksanaan UNBK tahun ini, setahu torang ini gratis bahkan ada guru yang sengaja datang sampe dirumah khusus menanyakan pengumpulan dana tersebut. Pasti mereka datang karena kepsek yang suruh nda mungkin itu kemauan pribadi dari guru, ”jelas beberapa orang tua tersebut kepada media ini.
Bahkan ditambahkan beberapa orang tua, jika belum disetorkan jumlah uang yang diminta maka para orang tua murid tersebut dipanggil menghadap ke sekolah.
“Kalo memang belum kumpul itu doi dorang pangge menghadap disekolah kusus mo tanya itu doi,” jelas salah satu orangtua murid yang tidak ingin disebutkan namanya.
(koresy pangemanan)